Jumat, 26 Februari 2010

Upacara Bendera untuk nasionalime (bagian pertama, perlombaan pas SD)


oleh:Ikhsan Peryoga

mun di itung2 si sayah sudah berapa kali yach mengikuti upacara bendera??? di mulai dari kelas 1 SD, di mana sayah hayu-hayu aja di suruh berdiri nga tau pembina upacara ngomong apa (kelas 1 jek, TK tambah 1 hari)... dan selalu di awasi ibu guru yang akan molotot jika ada yang ngobrol pas kita berberis... barisan upacara ketika saya SD selalu mareol, saya yang duduk di belakang selalu melihat kejadian itu... sumpah selama SD saya nga ngerti kenapa hari senen harus upacara, dalam pikiran saya (di doktrin si mamah) hari senin harus bangun lebih awal, sarapan dulu karena mau upacara... "tong hilap nangge topi!!" kata si mamah

pas SD sekitar kelas 4 SD ceritanya si sayah ikut dalam tim upacara bendera... sayah sedikit dari banyaknya teman2 kelas saya yang jadi tim... waktu itu ada perlombaan upacara se kecamatan... seperti lomba2 lain nya di sekolah SD saya, selalu saja persiapan nya minimalis... sampai2 untuk acara ini kita hanya 1 kali latihan... saya yang kelas 4 SD waku itu, sebenernya berambisi ingin membacakan pembukaan UUD '45... ambisi saya beralasan... karena setiap upacara dari kelas 2 SD ketika si petugas yang membacakan pembukaan UUD '45 selalu saya ucap ulang di dalam hati... jadi ketika Kelas 4 SD itu pembukaan udah apal cangkem plus apal logat2 dari petugas2 yang mambacakan nya....
tetapi ambisi itu sirna karena si ibu juju (guru SD) menganggap saya masih kelas 4 dan tuga s pembacaan pembukaan UUD harus dari kelas 5... (sekarang saya sadar itu merupakan sistem senioritas yang di canangkan guru sejak dini)

saya di tugaskan menjadi komando pasukan untuk kelas 4... pas latihan yang hanya sekali itu, saya menganggap sangat sempurna jalan saya.. yang saya tau ketika "langkah tegak maju jalan" pokonya kita harus kaya robot berjalan dengan kaku berlaku untuk seluruh tubuh, dan jangan lupa menghentak2 kan sepatu ke tanah sekeras mungkin...dan meniru barudak kelas 5 dan kelas 6 yang biasa jadi pemimpin upacara, muka kita harus di tekuk ke bawah... makanya saya melakukan hal itu... ternyata sudah beberapa kali di coba berjalan se kaku mungkin kaya robot ditambah hentakan-hentakan sepatu NB sayah yang saya hentakan sekeras mungkin sepenuh tenaga dan muka saya yang tungkul ke bawah seperti mencari uang jatoh ternyata menjadi bahan yang bagus atau menjadi alasan yang cukup untuk ibu juju (yang menurusi latihan upacara kala itu) memasang muka molotot mode on...

teory itu salah...dari jalan aneh yang saya jelaskan di atas, lebih parah lagi adalah jalan saya ngarodon... makanya posisi pemimpin pasukan pun jadi di ganti ma si Eli (eli:teman SD laki2 yang mencuri start untuk menikah.. sekarang dah punya anak meren nya...) ( ngarodon: basa sunda, yang artinya jalan dengan langkah kaki dan langkah tangan sama... jadi ketika kaki kiri melangklah kedepan, tangan yang kiri jugalah yang mengayun kedepan)...

pusing dengan keadaan itu ibu juju akhirnya memasukan saya ke tim obade... menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan lagu wajib nasional (emang ada lagu sunat, lagu mubah, lagu haram nasional gitu)… pokonya lagu wajib nasional Indonesia pusaka… dalam hati ikhsan peryoga kelas 4 SD: hohow, nyanyi nya ok.. ungal poe nyanyi lagu eksist, wayang, napa urbach, ma enya teu bias menyanyikan lagu Indonesia raya… so esay, so esay, so esay so esay, (yang ada di kepala uing waktu itu… maksudnya so easy (mudah)… (kelas 4 SD sudah tau bahasa ingris “mudah/easy” karena suka maen sega… di awal game suka ada pilihan “easy, normal ataw hard”.. uing nanya ka si mamah, mah easy naon???, ceuk mamah uing, gampil…)

~Penggalan moment pas upacara~

Barisan berjajar rapi dari depan ke belakang, “awalnya”,… upacara menjelang bagian akhir, barisan merubah seperti “oray-orayan yang luar-leor mapay sawah”

Si eli sebagai pemimpin pasukan berjalan tidak ngarodon, tapi dia menekuk wajahnya ke tanah, seperti yang sudah di marahin karena ketauan maling jambu di buruan rumah bi nonok… begitupun pemimpin upacara yang gayanya di tiru uing, sama juga menekuk wajahnya ke tanah.. seperrti yang matanya berpindah ke daerah ubun2.. makanya akan terlihat jelas kedepan jika beliau tungkul…

Lagu indonesia raya, nga tau bagai mana sayah menyanyi nya, ketika perlombaan berlangsug yang jelas saya nyanyi sekeras mungkin supaya orang2/termasuk dewan juri mendengar suara sayah dengan gaya dan ekspresi yang nga jelas…(budak leutik penuh semangat) kerasnya suara saya membuat suasana jadi meriah… karena kerasnya suara saya di ikuti oleh si Opik yang berbaris di samping saya… kami saling berpandangan… lalu kami berdua agak sedikit tersenyum tanda “ngeh” persamaan maksud yang ada di otak kami masing2… si opik juga menyadari bahwa uing bernyanyi keras, sekeraskerasnya.. dan uing yakin apa yang ada di otak s opik sama dengan apa yang ada dalam pikiran uing…

tak lama setelah itu nga tau kenapa si Ryan dan satu persatu dari tim obade tersebut bernyanyinya bergaya seperti uing dan si opik… (perkiraan uing sih suara mereka pengen di dengar juga).. suasana tambah meriah ketika uing sudah nga cocok menyebut itu adalah suatu lantunan lagu Indonesia raya (walaupun versi rock nya)… nyanyi sekeras-kerasnya itu lambat laun berubah jadi teriakan2 tim obade.. mereka sudah tidak memikirkan nada yang mereka keluarkan… lagunya menjadi seperti teriakan semangat superter bola.. dengan akhir kalimat lagu yang pendek2… INDONESIA!!! RAYA!!! (teriakan “A” dalam kata “raya” nya pendek karena kita semua berteriak2) MERDEKA!! MERDEKA!!!! TANAHKU… (sama juga, di kata2nya pasti pendek2)… sampai lagu itu berakhir, lagu indah itu berubah menjadi lagu bercorakan rock metal dengan 1 nada… yaitu teriakan2 yang mampunyai lirik seperti lagu indonesa raya…

Ketika si Adah yang kala itu bertugas sebagai obade menyelesaikan tugasnya di lagu tersebut, suasana menjadi hening kembali… dan sedetik sesudah itu, uing dan si opik kembali saling melihat satu sama lain.. kali ini tanpa sadar dan tanpa tujuan/alasan yang jelas kita cekikian.. "haiskshiakhaiskshiak" cekikian yang tidak begitu lepas, tapi cukup membuat semua tim obade plus ibu juju memandangi kita berdua…. Ketika kami sadar kami ceikian, mata kejam (bolotot) itu muncul lagi, dan sel2 syaraf uing dan si opik langsung bekerja otomatis membuat tubuh kami kembali kepada sikap sempurna menghadap ke depan…

perlomaan upacara itupun gugur di tingkat kecamatan…., yah seperti biasanya kita sering kali kalah oleh SD cigembor dan SD Galuh delapan… (persaingan adadi SDN pasirangin, SDN cigembor (group), n SDN galuh 8)… kekalahan perlomaan Upacara bendera itu seperti tidak berpengaruh kepada teman2 dan saya… mungkin karena terbiasa kalah dalam perlombaan2 semacam ini. Atau kita masih anak SD... bersambung...

andai saya SD nya di Jerman, di amerika atau di belanda.. mungin saat ini nga akan bodoh seperti ini
Description: Upacara Bendera untuk nasionalime (bagian pertama, perlombaan pas SD) Rating: 3.5 Reviewer: ikhsan peryoga ItemReviewed: Upacara Bendera untuk nasionalime (bagian pertama, perlombaan pas SD)

0 komentar:

Posting Komentar