Jumat, 26 Februari 2010

Sayah penjahat kamu boga lakon,


oleh: Ikhsan Peryoga

Beberapa millennium yang lalu sayah memasang stat di FB sayah. Tidak lama setelah itu di pajang ada koment dari teman saya wanita namanya Deby. beliau manusia bukan alien, beliau juga mahasiswi, bukan mahasiwa, beliau mengambil jurusan pendidikan bahasa jerman bukan jurusan pendidikan bahasa sejarah. Debi mengkoment dalam stat FB sayah, “jahat”. Terlepas dari isi stat nya yang emang jahat “senangnya lihat teman tidak senang” sisayah lalu mengkoment lagi di bawah koment nya teman saya itu. Ini dia komentnya, “penjahat itu keren hey.. lihat si magneto (jahat na X men) kekuatan na keren, lihat sand man (jahat na spiderman) kekuatan na lebih hebat dari pada itu sama si piter”… lalu si teman saya mengisi blangko kosong di bawah koment saya lagi, dia submit tombol koment nya, dan si temen saya akhirnya membuta koment lagi ke si sayah, ini dia juga komentnya “angger aj pnjahat mah jahat ..huhu . dsr pnjahat !!”…

Baiklah (bahasa AA jimi), setelah itu terjadi dan terlalui beberapa saat, munculah pertanyaan-pertanyaan. kenapa penjahat tidak di populeri’i?? kenapa orang banyak mengidolakan super hero pembela kebenaran???, kenapa penjahat selalu kalah oleh si boga lalakon??? Baiklah kita akan bahasi ini di tulisan berikut.

Dari kecil kalian dan si kita juga selalu di suguhi cerita, tontonan yang mencuci otak kita supaya kita suka sama protagonist… lihat saja, boga lalakon biasanya keren, sedangkan si penjahatnya monster. Lihat juga di ending cerita, biasanya si boga lalakon yang menang, si penjahat kalo tidak mati, dipenjara, kalah, atau jadi pengecut dan kabur. Padahal nga begitu hey… tidak selamanya penjahat itu buruk…
Bisa saja kan itu si boga lalakon juga baik karena ada maunya...

Contoh si pangeran yang menyelamatkan putri di puri dengan tower yang setinggi tower seluler. Towernya tentu saja dijaga oleh naga berkepala dua biar lebih seru contohnya(yang satu menyemburkan es yang satu menyemburkan api si kepala naganya)… di lawan nyalah si naga itu oleh si pengeran, gagah berani walaupun hanya bersenjatakan pedang. Memanjat terus si pangeran seperti cicak. Sementawis itu si naga menggeliuk-geliuk (ekspresi apa barusan??) terbang mengelilingi tower sambil menyemburkan api dan es nya, (liciknya si semburan nya tidak akurat, ini sekenario si pengarang sih). Si pangeran akhirnya sampai ke ujung tower lalu masuk ke kamar putri. Sebelumnya si pangeran merogok sakunya dan mengeluarkan ponsel. Oh ternyata dia mengecek sinyal apakah di atas tower sinyalnya bagus atau tidak. “wah tempat ini cocok buat OL, sinyalnya bagus uy!!!” si pangeran coba ngabojeg.

Melihat sosok pangeran, Si putri pun bahagia tanpa sebab yang jelas. Lalu si pangeran mengajak putri untuk turun tower. Mereka manunggu moment yang tepat untuk meloncat. “Cat” itu ekspresi mereka ketika meloncat, merekapun terjun dan hinggap di punggung naga berkepala dua itu. Si naga mengamuk tidak karu-karuan dan tidak indah, sehingga si naga mengesampingkan arah penerbangannya dan keluar dari ordinat, padahal si naga tidak memakai autopilot mode. Si pangeran pun menancapkan pedang panjang nya di punggung si naga dengan keren nya. Pedang itu di buatnya untuk pegangan supaya mereka tidak terjatuh. Gara-gara hukum garavitasi, jadi aja ada istilah jatuh... Lama kelamaan si naga pun lelah, lagian peran nya tidak di kasih terlalu banyak oleh si sutradara, naga pun jatuh menyusur tanah, seperti di pelajaran fisika tentang materi gesekan.

Akhirnya si putri pun di bawa oleh si pangeran ke istananya. Di kerajaan nya si pangeran di sambut oleh rakyat dengan suka cita. Bersorak bernyanyi-nyanyi riang gembira mereka berpestra sambil mengangkat gelas bir tinggi-tinggi. “Horseh si pangeran menyelamatkan si putri di tower seluler yang di jaga naga kepala kembar…” seorang anak kecil berteriak-teriak girang (niji).

Endingnya sama, akhirnya si pangeran melamar si putri dan merekapun menikah pada bulan jumadil akhir 1 bulan kemudian.


~666~

Dari cerita super hiroik si pangeran di atas kita selikidi’ I hayoh. Siapa yang protagonist dan antagonis??
Sayah yakin seyakin-yakin nyah si pangeran nolong si putri karena ada maunya. Maunya Lebih mahal dari hanya sekedar menyelamatkan (baca: menculik) si putri. Maunya si pangeran malah lebih rendah dari mendapatkan cintanya si putri dengan belagak keren melawan naga. Gimana coba kalo tujuan si pangeran melakukan semua-mua hal kepada si putri adalah ujung-ujungnya minta kelamin???

Atau mahal si ayahnya menyimpan si putri di tower seluler itu ternyata karena si putri takut kerendahan (takut kerendahan adalah kebalikan dari pobhia takut ketinggian).atau gimana kalo si putri masih 12 tahun dan belum men struasi, makanya si ayahnya mensembunyikani’I dulu si putri nya’ah karena nya’ah si ayah terhadap si anak. dia protek dahulu si putri dari panjang dan tajamnya pedang si pangeran. Dan si Naga, si naga berkepala dua yang seakan-akan jahat adalah orang yang melindungi supaya si putri tidak nikah dulu, karena kalo nikah di usia dini, bias-bisa dia nga bias punya anak dan kelamin nya sakit… padahal si naga melindungi demi kebaikan si Putri, tapi kenapa??? Kenapa karena dia serem??? Tanpa salah apapun di tancapi pedang oleh si pangeran??? Kenapa??? Kenapa??? (teriak hey ceritanya???)

Tapi tetap, menurut versi si pangeran dialah pahlawan nya... menurut versi si rakyat nya si pengeran, si pengeran lah nu boga lalakon nya. coba kita bercerita dari sudut pandang si ayahnya si putri, si kunyuk pangeran lah’hanya’lah si penjahat besarnya… si kunyuk pengeranlah si penculik biadab yang membunuh naga...

makannyah (minumnya), nasi kotak itu selalu di bungkus bagus, supaya terlihat enak, tapi tetep aja kupatahu samping surapaticore yang enak walaupun kemasan nya jelak dan cenderung jorok… makanya (minumnya lagi) juga jangan pake kacamata, karena kacamata membuat pandangan kita terkotak-kotak seperti nasi kotak tadi,… ini kapitalis, salah!!!... ini tidak sesuai dengan agama!!!!, salah…. Ini pasti konspirasi!!!!, salah!!!,… karena kacamata itu berbenturan satu sama lain nya hey, mendingan samperin, “lihat segalanya lebih dekat kata Sherina juga… dan kau bias menilai lebih bijaksana” .. kalo di samperin mah kan pandangan yang tadinya burem juga jadi jelas mereun,...

belajar prespektif/sudut pandang dari cerita "putri di tower seluler"
Description: Sayah penjahat kamu boga lakon, Rating: 3.5 Reviewer: ikhsan peryoga ItemReviewed: Sayah penjahat kamu boga lakon,

0 komentar:

Posting Komentar