Jumat, 26 Februari 2010

Kesing



siapa kamu???, jika ada yang bertanya hal demikian, saya akan menjawab.. "Ikhsan Peryoga, guru sejarah"... tapi seperti pendapat hampir 100% orang yang mengenal sayah, pasti beranggapan, berkomentar, masa guru gondrong, masa guru gini, masa guru pakaian nya tidak rapi, yabada, yabada, yabada yabadaaa... mungkin saya bukan guru tela dan bahkan banyak yang bilang sayah adalah guru yang tidak baik....

ceritanya (ini ilustrasi, kalo cerita asli mah takut di tungtut/di bawa ke pengadilan gara-gara curhat menjelek-jelekan sesuatu di Pesbuk) saya mengajar pada suatu hari. ternyata ada yang berbeda di dalam kelas... ada seorang siswi dengan rambut barunya, rambut barunya yang menurut saya tetap keren, tapi menurut orang selain saya bilangnya aneh...
deskripsi model rambut (Ikhsan Peryoga juga sebenernya hairstailis juga loh, asli... besik orang garut sih), bagian depan poni zig-zag pendek yang makin ke samping (ke arah telinga) makin panjang... ini yang kata orang aneh, di bagian belakang dan atas rambut siswi tersebut sangat pendek, bahkan bisa di bilang cepak, walau tetep zigzag... kalo masih bingung mah, gaya rambut ini pernah di populerkan agnesh monica... keanehan yang kedua ternyata dibagian belakang rada atasnya ada seperti bekas bacokan... yang setelah diteliti oleh sayah secara seksama ternyata itu bekas potongan gunting razia rambut di sekolah yang dengan jelas terlihat....

setelah tau dia ganti model rambut menjadi sangat keren/aneh itu ternyata dikarenakan menyesuaikan diri dengan bekas guntingan yang “menggurat” (bahasa spanyol) jelas yang saya kira bekas bacokan, saya merasa miris (loh, ko??)... lalu saya melanjutkan pertanyaan kepada si siswi, "kenapa kamu di razia, kamu kan bukan laki-laki???", si siswi menjawab dengan mata tidak menatap saya dan terkesan males... "karena potongan rambut saya sebelum rambut saya begini menurut guru-guru aneh pak, dan takutnya siswi2 yang lain ngikutin"... saya memasuki suasana kemirisan yang 1000kali lipat lebih dalam dari pada sebelumnya (kaya romi rafael)... dina hate (hati) si sayah: "beuh lainan ieu tambah aneh, bagusan nu kamari di zigzag jiga hajaruku-hajaruku kitu lah...artinya: bukankah ini lebih aneh, lebih bagus yang kemaren, di zigzag kaya harajuku-harajuku gitu lah.. (si yoga emang menciri'i si murid siswi itu karna potongan rambut sebelumnya emang lebih keren... si yoga juga sempet berjanji kalo rambut si yoga sudah panjang lagi mau niru'in gaya rambut siswi tersebut. Sebelum rambutnya di razia... emang keren banget (ini asli yoga pernah berjanji hal demikian))...

perasaan si sayah selanjutnya sebagai guru yang bodoh dan tidak baik jadi pengen ketawa2... razia rambut yang di terima oleh si siswi tersebut niat awal atau tujuan awalnya adalah agar si siswi bergaya rambut tidak aneh, tapi setelah di razia karena harus menyesuaikan dengan bekas guntingan razia, rambutnya jadi tambah aneh (baca: KEREEEENNN)... 

si sayah merasa miris lagi lagi dan lagi... ternyata di dunia ini ada razia rambut buat murid cewe, emang ada standarnya gitu rambut yang aneh, atau rambut yang tidak sopan buat siswi cewe??? atau itu hanya fenomena kesubjektifitasan antara individu dan individu lain... (ih waw ,sosiologi pisan bahasana)...

siapa yang salah sih dalam kasus ini??? mohon di komentarin di bawah
kenapa sih anak sekolah nga boleh gonrong rambutnya??

nga boleh gonrong!!! sampai detik ini hal itu menjadi pertanyaan besar dalam hidup sayah...
banyak yang bilang nga sopan, kita pake standar sopan dari mana??? di negara kita???... kita balik lagi lah ke tujuan pendidikan nasional di UU, atau dalam peraturan mentri pendidikan nasional no 22,23,24 tahun 2006 di bagian standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP)...

memang ada poin yang menyebutkan tentang harus berpartisipasi kepada aturan2 sosial yang berlaku... kalo rambut gonrong tersebut sudah menjadi aturan sosial itu boleh, tapi masalahnya kan belum, nga ada aturannya di masyarakat tent rambut gonrong itu dilarang...RW di saya juga rambutnya gonrong??? 

kalo semua yang gonrong n berambut aneh itu penjahat,atau ada aturan agama yang menyebutkan di kitab sucinya yang berambut gonrong itu masuk neraka, itu saya setuju nga boleh anak sekolah rambut gonrong n aneh, tapi masalahnya, Muhamad juga panjang rambutnya... yang korupsi juga rata2 rambutnya rapi n pendek??? emang penilaian orang dinilai dari rambut gitu???

penilaian saya sebagai orang bodoh tentang kasus diatas... pendidikan kita dengan budaya seragamnya merupakan warisan pendudukan jepang di Indonesia tahun 1942-1945 dengan tujuan penyamarataan, menyembunyikan kesenjangan social, kebersamaan, kekompakan (hingga selalu ada pertengkaran antara murid di kelas, sebuah sindiran terhadap sistem) dan yabada-yabada (mahasiswa sejarah ngomong sejarah, capruk, jangan di dengarkan)... warisan itu ditamam dan mengakar kuat ke di dunia pendidikan di negri ini sampai sekarang... yang membuat mereka berpandangan “mener” ketika mendidik murid2nya... sampai2 rambut gondrong pun di larang buat siswa laki-laki dan penemuan terbaru sayah bahwa potongan rambut aneh pun di larang buat siswi perempuan (ada nga yah UU pendidikan tentang aturan rambut gonrong n potongan rambut aneh???soalnya bingung standar "rambut aneh" tuh seperti apa???)

kesing memang membuat indah, tetapi memperbaiki sesuatu yang sifatnya kesing tidak merubah sesuatu yang sifatnya dasar dan inti itu sangat tidak baik hey. Oke, murid-murid jadi berkesing yang kata para guru sekarang disebut rapih. jadi ga gonrong, bajunya ga ngetat, celana nya ga cangcuter/ ga emo dan lain-lain nyah-nyah yang kalau kata murid-muridnya disebut pakaian culun. Tetapi hal itu apakah menyelesaikan masalah dalam ranggka membentuk karakter murid-murid kita seperti apa-apa yang tertuang di UU pendidikan?? Tetep aja terlibat gangster, suka minum (itu tentu, kalau ga minum mah dehidrasi hey), minum-minum maksudnya, suka ngobat, suka ngebreh, dan yang lain-lain nyah. Itu karena yang mereka ngerti hanyalah berpakaian rapih dan berpakaian rapih juga karena kalau tidak rapih dimarahin, bukan karena mereka sadar. Sementara yang bahaya-bahaya itu menjadi mereka tidak mengerti karena dasarnya ang tidak ditekankan dengan kuat.

“Maafkan saya, saya bahkan tak pantas untuk di sebut sebagai calon guru”

tulisan ini sangat berbahaya, bisa-bisa saya seperti mbak Prita di jebloskan ke penjara…
saat pendidikan tak harus formal
Ikhsan Peryoga 2 April 2009
Description: Kesing Rating: 3.5 Reviewer: ikhsan peryoga ItemReviewed: Kesing

0 komentar:

Posting Komentar