30 Desember 2009 jam 10:39
Saya berangkat dari rumah jam 1. waktu hongkong. mau ke terminal bus. Hendak menaiki bus, bukan di atas, tapi di dalam. Mungkin bahasa yang tepatnya masuk ke dalam bus. Diantar motor adik saya yang motor, juga di antari adik saya yang dia adalah adik saya, yang manusia, yang punya motor. kenapa dia punya motor, karena dia adik saya, motor adik saya namanya, nama motornya, tadi sudah di kasih tau.
Dengan tidak sopan nya adik saya membuang saya di terminal bus ciamis. saya marah, dengan alasan tentu. “Ben jopi, naha di lungsurkeun di dieu??” ini berarti “adiku sayang, kenapa dikau turuni hamba di sini??” kenapa?? Saya kan berfikir, kira saya akan di antar ke terminal bus cicaheum bandung. Padahal kan rumah saya di ciamis, secara epilog ciamis sama cicaheum kan dekat. Ini kata adik saya: “gelo, si A’a mah”. Ya sudah lah, akhirnya adik yang durhaka itu meninggalkan saya sendiri di terminal bis ciamis.
Saya menunggu bis, dan saya mau saja walau bis tidak menunggu saya. Hebat itu bis, di jadikan lagu beliau oleh ibu nya bus, karena mengucapkan selamat pagi ke pada ibu dan ayah, si bis juga pergi belajar sampai kan nanti. lalu kata ibunya bis: “selamat belajar nak penuh semangat, rajin lah selalu tetntu kau dapat, hormati gurumu, sayangi teman, itulah tandanya kau…” dan seterusnya… kau tau lah itu bis apa??
Tapii (huruf ”i” nya 2, tanpa sebab yang jelas) setelah menunggu 23 detik, bis itu tak kunjung membuat ada di hadapan saya. Saya berfikir lama sekitar setengah jam hanya untuk memutuskan saya pergi dulu ke tasik, nanti saya temunin bis yang lain di sana, supaya saya menjadi cepat-cepat berada di bandung, tempat di mana ada dia yang mungkin menunggu papais yang mamah saya buatkan untuk di kunyah. Saya pun naik bis kecil, mungkin umurnya muda jadi belum besar untuk ke tasik dulu, karena di sana banyak lebih bis-bis yang mau ke bandung, ke tempat dimana ada dia yang mungkin menunggu papais yang mamah saya buatkan untuk di telan setelah di kunyah.
Eh towlol (bahasa Thailand), dan kovlock (bahasa Rusia),, di tasik pun sama saja. Saya masuk ke semacam agen bis, tapi walau pun banyak bis nya, mereka harus diam dulu, menunggu penumpang supaya membuat mereka pada masuk ke dalamnya, dan itu lama menurut saya yang mengejar-ngejar waktu hingga waktu pun berlari juga kerena mungkin dia takut saya kejar-kejar. Setelah 45 menit yang bisa kurang bisa juga lebih akhirnya si bis bergerak, bergeser maju mundur belok-belok. menuju bandung? Belum!!! Ternyata eh ternyata ke terminal tasikmalaya, itu prosedurnya mungkin saya tak mengerti, dan saya tak mengeluh, karena saya ustad.
Di terminal banyak yang masuk ke dalam bis, membuat bis penuh. ”wah hebat yah yang mau ke bandung”, saya berfikir seperti demikian, demiTuhan yang saya sembah, demi Alloh. Lihat mereka membawa tahu, telor puyuh, kacang, di semacam jingjingan nya, ada juga yang membawa gitar dan semacam tipa, ada juga yang membawa air mineral, roko, minuman suplement, peremen dan lain-lain di jinjingan nya, ada lagi juga yang memakai baju koko, pake peci, membawa amplop banyak. Mereka baik sekali, menawari saya berbagai bawa’an-bawa’an yang mereka bawa. Dan karena saya baik saya juga tawarin itu papais yang saya bawa, ”pa bade oge papais??//pa mau juga ini papais??” mereka menolak dengan heran, ga tau kenapa. Ada lagi itu bapak-bapak lain yang baik, kali ini nawarin saya ulen (makanan dari ketan). ”mau ke bandung, di sini masih kosong pa??” saya bilang begitu sambil menepuk-nepuk kursi kosong di samping saya. ”saya mah dagang cep”. ”oh, saya pikir penumpang, bapa punya saudara laki-laki yah??” itu kata saya ke orang yang pura-pura saya pikir adalah penumpang. ”iah, ada, emang kenapa cep??” itu kata si orang. ”Saya pernah lihat di terminal cicaheum, sama kaya bapa, bawa-bawa ulen, sempat menawari saya ulen juga.. makanya ayo duduk di sini, kita ke bandung, ketemu saudara bapa, biar cepet penuh, biar cepet berangkat, saya di tunggu pacar saya, penting, mau solat berjama’ah.” itu kata saya. Lalu si orang itu berkata ”naon atuh ari A’a??”, saya senyum saja sambil bilang ingin beli itu 2 ulen.
Saya melamun sebentar setelah beli ulen. ”Sudah ah”, kan hanya sebentar, ayo lanjuti. Sekonyong-konyong ada yang sudi duduk di samping saya. Beliau bapa-bapa, umur sekitar 45-50 han, pendek menurut saya, karena lebih pendek dari saya. Tambun dia, karena saya kurus. Dia special, tidak bisa melihat, maaf, tunanetra. ”kerja di mana jang?” beliau bertanya ke pada saya. ”kuliah pa” itu kata saya. Lalu dia jadi tau saya kuliah di UPI, jurusan sejarah, FPIPS. Si bapak langsung mendekati kuping saya, beliau hendak ingin berbisik. Berbisiklah beliau pelan seakan ini rahasia kita berdua dan yang ada di bis ini tidak berhak tau ”bapak minta awewe lah, di FPIPS mah gareulis”. Si kovlock!!!
Lalu saya sms dia orang buah batu, menginformasikan bahwa saya duduk sama orang special, kata dia bilang dalam sms balesan ”jangan di kerjain yoga” itu pokonya inti sms nya. Dan karena saya cowo yang baik dan sekaligus ustad saya nurut dia tentu saja.
Saya dan si bapa-bapa special jadi mengobrol banyak tentang dunia, kesana-kemari obrolan nya. Tapi diam saja kami berdua di kursi, tidak kesana-kemari karena ada di dalam bis. Dan sampailah pada obrolan tentang sejarah, dan saya jadi cemas, karena saya tak jago tentang hal yang satu ini. Beliau menanyakan saya tentang tokoh2 seperti maha patih, ra tanca, lembu sora, panji saprang, dan ternyata beliau pecinta dongeng radio...
Sebagai mahasiswa sejarah UPI dan sebagai manusia jenius yang sayangnya tidak dibutuhkan negri ini, saya lalu bercerita, bercerita tentang sedikit ilmu yang saya dapat di bangku kuliah yang fana ini.
Kata si bapa ”Cep kumaha ari ranggalawe teh??”
Kata saya ” Ranggalawe adalah salah satu pengikut Raden Wijaya yang berjasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit. Atas jasa-jasanya dalam perjuangan, Ranggalawe diangkat sebagai bupati Tuban yang merupakan pelabuhan utama Jawa Timur saat itu oleh Raden Wijaya.
Ranggalawe merupakan seorang ksatria tanggguh, keahliannya dalam memainkan senjata pedang membuat Ranggalawe menjadi seorang Makadga tanpa tanding. kendatipun demikian Ranggalawe mempunyai sifat emosional dan pemberani, hal inilah yang sering membuatnya lengah sekaligus mempunyai banyak musuh.
Pararaton mengisahkan Ranggalawe memberontak terhadap Kerajaan Majapahit karena dihasut seorang pejabat licik bernama Mahapati. Pemberontakan tersebut dipicu oleh ketidakpuasan Ranggalawe atas pengangkatan Nambi sebagai rakryan patih. Menurut Ranggalawe, jabatan sebaiknya diserahkan kepada Lembu Sora yang dinilainya jauh lebih berjasa dalam perjuangan daripada Nambi.
Ranggalawe pun kemudian gugur dalam pertempuran melawan pasukan Majapahit atas tuduhan pemberontakan yang dilimpahkan kepadanya.”
Lalu saya ngomong lagi “Bapa kalau mau lebih lengkap dan ada keterangan gambar mah klik aja link ini:
karena saya copy paste dari sana
Panjang sekali saya bercerita asli ngocoblak menerangkan itu tokoh2 yang beliau tanyakan. Dan ketika saya ngocoblak sampai saya hampir tak sadarkan diri, saya dapati beliau diam saja. Sempat saya berfikir beliau meninggal dunia, dan ternyata beliau sudah tidur dari tadi. BRENGSEK!!! Saya di kacangin,,, sampai cape saya ngocoblak, sampai mengabiskan beberapa kalori dalam tubuh menghabiskan pengetahuan saya yang tak terbatas ini…
sial dong pokonyamah. Sialnya lagi beliau tidur dari sekitar keluar terminal sampai beliau turun di cibiru. Beliau juga bisa turun setelah saya bangunin bahwa bis menunjukan cibiru di jendela-jendela. Dan selama perjalanan saya seakan memakan gerbong kereta api hingga kekenyangan dangan tak bisa ngomong apa-apa, tetep merenung tentang saya yang di kacangin beliau.
Dan saya pikir ini kesialan di hari itu, tetapi bukan,,, masih ada selanjutnya, selanjutnya tentang kesialan dalam malam harinya yang kudus ini ketika saya dan Arvi yang ikut dalam hati saya, juga Doni knod sama anggri yang juga ikut dan berwujud mau menonton arisan the panas dalam.
dipersembahkan untuk Arviana Shela Alfitri yang penasaran. Maaf arvi, ga rame gening nya. Tapi setidaknya kamu bisa belajar sejarah. Di rundung oleh saya pada 29 Desember 2009 kalender syamsiah.
Ttd
Ikhsan Peryoga.
Seorang ustad